[ Review-Android ] Himax Pure II : Quad Core Murmer Asal Taiwan

Review Himax Pure II : Quad Core Murmer Asal Taiwan

Harga jual ponsel HTC yang berasal dari Taiwan memang tak bisa dibilang murah. Sama mahalnya dengan Samsung. Namun, kalau hal itu lantas membuat Anda menyimpulkan gadget merek Taiwan pasti mahal, kesimpulan tersebut dijamin kurang tepat. Himax adalah acang Android asal Taiwan yang menyasar pasar Indonesia dengan cara berbeda. Ia mengandalkan penjualan online dan promosi lewat jejaring sosial. Ponsel terbaru Himax Pure II, misalnya, dipasarkan secara online dengan harga mulai Rp 1,399 juta dan belum termasuk ongkos kirim. Di tangan penjual offline, harga ponsel itu bukan mustahil menembus Rp 1,8 juta.
 Dengan harga tersebut, spesifikasi Pure II tergolong mewah. Ia hadir dengan prosesor empat inti (quad core) Qualcomm Snapdragon MSM8225Q 1,2 GHz, RAM 1 GB, dan layar IPS 4,5 inci beresolusi 540 x 960 piksel. Ponsel dual standby GSM-GSM itu mendukung konektivitas 3G, Wi-Fi, dan bluetooth. Spesifikasi lain Pure II, antara lain, baterai 2.000 mAh, GPS, selot micro SD, dan ROM 4 GB. ROM ponsel itu dibagi menjadi dua, internal storage berkapasitas 0,9 GB dan main memory card 1,83 GB. Saat ponsel kali pertama diaktikan, 810 MB internal storage berstatus kosong. Sementara itu, main memory card masih utuh 1,83 GB. Bila pengguna menyelipkan kartu microSD, ponsel akan memberinya nama auxiliary storage card. Ponsel berdimensi fisik 68 x 135 x 9,9 mm itu mempunyai dua kamera. Kamera di sisi belakang dilengkapi fokus otomatis dan lampu kilat. Ia siap menghasilkan foto beresolusi 7,68 megapiksel atau sering dibulatkan menjadi delapan megapiksel dan klip video HD 720p. Satu kamera lain yang berada di sisi muka dapat memproduksi foto beresolusi dua megapiksel dan klip video VGA.
 Bagaimana kinerja nyata ponsel bersistem operasi Android 4.1 Jelly Bean itu? Tampilan layarnya tergolong halus, tajam, dan cemerlang. Performa kamera belakang Pure II juga layak mendapatkan acungan jempol. Foto yang dihasilkan lebih bagus dibandingkan aneka ponsel Android lain berharga jual setara. Sisi minusnya, bodi belakang ponsel itu tergolong licin. Di sekeliling lensa kamera terdapat bagian berwarna krom yang membuat Pure II terkesan murahan. Seolah ada bisul yang bisa dipakai memotret. Hal lain yang mengurangi daya tarik Pure II, GPS-nya sangat lambat dalam mengunci lokasi dan layar sentuhnya cukup rutin terasa kurang responsif. Sinyal nomor pertama yang siaga sering sekali hilang sesaat, terutama bila ponsel sengaja dikunci supaya selalu berada di jaringan 3G. Padahal, kartu SIM tersebut kala dipasangkan ke ponsel lain dapat berfungsi normal.
 
Terkait daya tahan baterai, sekali diisi ulang sampai penuh, baterai Pure II rata-rata siap menyalurkan tenaga ke ponsel selama 12 jam. Kalau dicermati, awalnya persentase penurunan baterai cukup cepat. Namun, ketika tersisa 13 persen, persentase itu bisa bertahan sampai beberapa jam. Keanehan lain yang pernah terjadi, ikon SIM Toolkit yang biasanya dimanfaatkan pengguna untuk mengakses mobile banking sempat muncul tiga buah. Kondisi itu tentu amat janggal karena jumlah kartu SIM maksimal yang dapat diselipkan ke ponsel hanya dua keping. Kesimpulan versi penulis usai menguji pakai Pure II, kalau harga jual ponsel itu dianggap maksimal Rp 1,5 juta, ponsel tersebut masih boleh dilirik oleh pemburu ponsel Android quad core yang sangat peka harga. Beragam sisi minus yang ada merupakan konsekuensi dari prinsip ada harga, ada rupa. Kalau meminjam kalimat lebih ekstrem, murah kok njaluk selamet, yang kali ini boleh diterjemahkan sebagaiharga murah kok minta serba bagus. Namun, bila harga Pure II sudah menyentuh Rp 1,8 juta, calon pembeli lebih bijak melirik ponsel lain. ORIGINAL REVIEW BY : HERRYSW at PONSELMU.COM
Share on Google Plus

About Unknown

Just Little Man From Another Side Earth
    Blogger Comment

0 comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.